Tembung Rura Basa: Definisi, Contoh Dan Penggunaannya

Tembung rura basa – Apakah anda sudah mengerti apa yang dimaksud dengan rura basa dan contohnya? Dalam bahasa jawa, rura basa yaiku basa kang lolos, nanging dianggap biasa atau biasa saja jika ada percakapan yang cocok, amarga wis tidak bisa dikoreksi, yen dikoreksi, saya salah. 

Artinya, tembung rura basa adalah bahasa yang salah, tetapi dianggap biasa dalam komunikasi sehari-hari, karena tidak bisa lagi dibenarkan, jika dibenarkan akan lebih salah lagi. Hal ini disebabkan kebiasaan berbahasa dalam masyarakat pada umumnya. Demikian juga dalam bahasa indonesia, ada juga beberapa ungkapan atau frasa yang salah secara bahasa, tetapi dianggap wajar atau benar.

Apa Itu Tembung Rura Basa?

Tembung Rura Basa

Rura basa yaitu bahasa yang rusak atau bahasa yang salah, akan tetapi jika dibenarkan malah akan semakin salah. Sebenarnya bahasa indonesia juga sama, ada beberapa kata yang biasa digunakan oleh masyarakat umum walaupun salah, namun karena sudah menjadi kebiasaan dan umum digunakan, kata-kata tersebut malah menjadi kata yang umum dan biasa digunakan dalam bahasa. 

Misalnya, kata “memasak nasi” (dalam bahasa jawa “adang sega”), yang benar seharusnya “memasak nasi untuk membuat nasi”. Namun karena sudah umum digunakan maka kata “memasak nasi” bukanlah kata yang salah. 

Masih banyak lagi contoh rura basa dalam bahasa jawa ini. Rura basa, yaitu rindu, nanging dianggap biasa dalam hal menjodohkan, amarga wis tidak bisa diubah. Rura tegese rusak atau salah. 

Rura basa tegese basa sing wis rusak atau hilang, nanging yen dikoreksi, jadi saya salah. Awalnya, rura juga diberitahu bahwa dia salah paham. (terjemahan; rura basa adalah bahasa yang salah, tetapi dianggap biasa dalam kehidupan sehari-hari, karena tidak bisa lagi dibenarkan. Rura berarti rusak atau salah. Rura basa berarti bahasa yang rusak atau salah, tetapi jika dibenarkan itu makin salah, karena itu rura basa disebut juga bahasa sesat). 

Sebagai contoh; tembung nguleg sambelnya kurang pas. Benere nguleg lombok, trasi, uyah, tomat, moto, dan sapiikute. (terjemahan; misalnya; kata ngulek sambel salah. 

Yang benar yaitu nguleg cabai, terasi, garam, tomat, micin, dan lainnya). Nanging yen dibuat seperti ing dhuwur, bahkan bisa dikocok dengan wong akeh. (terjemahan; tapi jika dibenarkan seperti contoh di atas, orang bisa menertawakannya).

Contoh Tembung Rura Basa

Tembung rura basa
  • Adang esuk: adang sega wayah esuk.
  • Adang sega :adang beras supaya dadi sega (nasi).
  • Bakul jangan : wong dodol kaperluane masak.
  • Jaga gerdhu : menjaga keamanan manggon ning gerdhu.
  • Mangan awan : mangan sega wayah awan (makan siang kalu makan pagi sarapan).
  • Mbathik sewek : mbathik mori supaya dadi sewek.
  • Mbunteli tempe : mbunteli kedele godhog dicampuri ragi ben dadi tempe (tempe yang sudah jadi tidak perlu untuk dibungkus).
  • Menek klapa : menek wite klapa.
  • Mikul soto : mikul kwali isine soto.
  • Ndhudhuk sumur : ndhudhuk lemah digawe sumur.
  • Njahit klambi : njahit kain supaya dadi klambi.
  • Negor klapa : negor wit klapa.
  • Nenun sarung : nenun benang supaya dadi kain.
  • Netel jadah. : netel ketan mateng supaya dadi jadah.
  • Ngenam klasa : ngenam pandan supaya dadi klasa.
  • Ngenam kepang : ngenam rambut supaya dadi kepang.
  • Nglinting rokok : nglinting klobot karo mbako ben dadi rokok.
  • Nggodog wedang : nggodog banyu supaya jadi wedang.
  • Nulis layang : nulisi kertas supaya dadi layang.
  • Nunggu manuk : nungguh sawah ben parine ora dipangan ambek manuk.
  • Tangi turu : melek bar turu.

Penggunaan Rura Basa

Berikut beberapa contoh kalimat menggunakan rura basa yang bisa anda ketahui.

  • Bapak arep menek klapa, aja ngadeg ing kunu.
  • Budhe ana nembe nggodhog wedang kopi sekawan gelas.
  • Budhe arep gawe jamu beras kencur
  • Tanggaku lagi ndhudhuk sumur ing ngarep omah.
  • Suradi wingi ngethok gedhang njur, digawa pasar.
  • Mbak anis nguleg sambel terasi ing dhapur.
  • Nduk, aja lali nyangking banyu yo.
  • Dhani didhawuhi pak dhe nunggu manuk nang sawah pendhak sore.
  • Bu irma arep nyunduki sate digae acara selametan.

Demikian ulasan tentang Tembung Rura Basa: Definisi, Contoh Dan Penggunaannya, semoga bermanfaat.

Baca Juga: Purwakanthi: Definisi, Jenis dan Contohnya

Purwakanthi: Definisi, Jenis dan Contohnya

Purwakanthi – dalam bahasa Indonesia disebut pantun. Dalam bahasa Sunda, purwakanti nyaeta padeukeutna sora engang tungtung, boh antar kecap dalam padalisan atau antar padalisan dalam puisi sapada. Dalam bahasa Indonesia, purwakanthi berarti bunyi atau bunyi ujung suku kata, baik ujung suku kata dalam satu baris, maupun antar baris dalam satu bait puisi. 

Kemiripan bunyi akhir suku kata antar kata dalam suatu padalisan atau baris disebut purwakanti rantayan. Misalnya: diteuteup ti hareup sieup, genah menah tumaninah, geten titen tulten, dan lain-lain. 

Sedangkan kemiripan akhir suku kata antar baris dalam bait disebut purwakanthi runtuyan. Puisi Sunda sendiri berbentuk cerita dan non cerita. Puisi yang berbentuk cerita, misalnya pantun wawacan dan carita, sedangkan cerita non-cerita, misalnya, bersifat seram dan memfitnah.

Jenis Purwakanthi Dan Contohnya

Purwakanthi

Dikutip dari wikipedia, menurut M.A. Salmun, purwakanthi terbagi menjadi 10 jenis, yaitu sebagai berikut:

Purwakanthi Pangluyu

Hartina nyaeta purwakanti anu aya dina saungkara atau sapadalisan. Ungkara berarti susunan kata dalam satu baris atau kalimat. Pangluyu artinya ngaluyukeun (menyamakan) bunyi dalam kata-kata. Sebagai contoh:

  • Genah membasahi tumaninah (a, nah)
  • Diteuteup ti hareup sieup (eu, eup)
  • Purwakanthi Maduswara

Itu adalah kata yang memiliki bunyi vokal. Murkawanti adalah kata sifat dari purwakanti. Sebagai contoh:

  • Bral gera lumampah jung hur lumaku (a, a, a, u, u, u)
  • Napsu kapegung (u)
  • Eleh deet (e)
  • Terlalu jauh (u, u, a, a)

Cakrawala Purwakanthi

Artinya purwakanti yang muncul karena bunyi vokal yang bersilangan pada kata-kata yang bersebelahan. Sebagai contoh: Menelan nafsu, bernafas hurip, mengambil hutang,.

Purwakanthi Laraswekas

Yaitu purwakanti yang murwakanti suku kata terakhir, baik pada kata dalam satu baris maupun kata antar baris (end of lines). Sebagai contoh: bati ewed digergaji api di tengah-tengah hanya hanjelu mo humandeuar saya menilai teu rek lumpat nu ngupat

Purwanti mindoan kawit

Mindoan artinya mengulang, kawit artinya awal. Jadi mindoan kawit berarti diulang di awal padalisan atau awal ungkara. Contoh: Bangban lain, mondar-mandir lain, hak kuduna lainnya. Kronik lain, pertandingan lain, itu berbeda, itu aduna kitu deui 

Purwakanthi mindoan wekas

Artinya, ada kata yang diulang di akhir padalisan atau ungkara. Sebagai contoh: Istri Kaseuseueuran yang sok hayang ginding Anda tidak mengikuti saya, carogé para pencuri carogéna keur goreng ulaheun ginding di sebelah baju gorengan teu make kancing. 

Kecap purwakanthi mindoan Yaitu mengulang sebuah kata dalam sebuah kalimat tetapi maknanya berbeda. Sebagai contoh: Hujan, hampir waktunya hujan, akan turun hujan. Awakna nu ngalangkang katojo dalam terang bulan purnama, teu weléh mengembara di kongkolak panon.

Purwakanthi Margaluyu

Yaitu mengulang kata dari akhir kalimat ke awal kalimat berikutnya. Contohnya adalah sebagai berikut: Sukingki benci sukingki, sukkingki bunga paselup, Bungah kagiridig simpe, Selamatkan kru talipurna, talipurna manjing hilang,lenyapkan ringkang nu Sakujur, Sakujur kadua rasa.

Purwakanthi

Purwakanthi

Purwakanthi yaiku ukara ukara kang dicakake minagka unen unen kang duwe tembung secara runtut dapat runtut swara, runtut wanda (suku kata), runtut tembung (kata). Ing bahasa indonesia meh padha karo irama, pantun, persamaan bunyi, nyanyi diruntut kuwi wiwitan (purwa) dene mburine manut (kanthi) . 

Purwakanthi ana 3: Purwakanthi guru swara, Guru Sastra Purwakanthi, Pangkalan guru Purwakanthi, Yen seng koheren swarane dimulai oleh purwakanthi guru swara. Yen seng runtut sastra yaiku wanda (suku kata) baleni urut mula dairani purwakanthi guru sastra. Jenis Purwakanthi dan Contohnya: Purwakanthi Guru Swara, Guru Sastra Purwakanthi.

Purwakanthi Guru Swara

Purwakanthi guru swara adalah jenis purwakanthi yang memiliki persamaan aturan swara atau bunyi. Ciri-cirinya adalah Adanya persamaan bunyi vocal contohnya:

Contoh Purwakanthi Guru Swara Artinya Penjelasan

Watake putri kudu gemi, nastiti lang ngati-ati watak anak perempuan hemat, teliti, dan hati-hati harus Terdapat deretan bunyi vokal “i” pada kata putri, gemi, nastiti, dan ngati-ati. 

Yen gelem obah mamah Kalau mau bergerak (maksudnya berusaha) akan mengunyah (maksudnya bisa makan) Terdapat barisan bunyi vokal “e” pada yen dan gelem serta bilangan “a” pada obah, bakal, dan mamah. Yen menang aja njur sawenang-wenang Jika menang jangan semena-mena Terdapat barisan vokal vokal “e” dan “a” pada kata menang dan wenang

Purwakanthi Guru Sastra

Purwakanthi

Ciri-cirinya adalah: Adanya persamaan penggunaan konsonan, Huruf konsonan yang digunakan untuk diulangi lagi setelahnya. Contohnya: 

Contoh Purwakanthi Guru Sastra Artinya Penjelasan

Bobot bebet Asal usul, keturunan, kedudukan atau status Terdapat keturunan konsonan “b” pada ketiga kata tersebut. Sing sapa goroh growoh Siapa yang berbohong akan rugi besar Terdapat deretan konsonan “g” pada kata goroh dan growoh. Sluman Slumun Slamet Yang selalu selamat terdapat deretan konsonan “s” dan “l” pada ketiga kata.

Purwakanthi Guru Basa 

Purwakanthi dalam bahasa Jawa berasal dari dua kata, yaitu Purwa yang berarti wiwitan (awalan) dan Kanthi yang berarti gandheng (memegang atau mengulang). Dalam arti, purwakanthi berartii susunan atau alunan bunyi yang sama dan berulang atau rima. 

Demikian penjelasan dari saya tentang Purwakanthi: Definisi, Jenis dan Contohnya semoga bermanfaat, terimakasih.

Baca Juga: Cara Mengambil Mustika Kembang Wijaya Kusuma Bertuah